Elemen heading atau tag heading merupakan elemen dalam HTML untuk membantu pengguna ketika membuat struktur dalam sebuah halaman website. Menurut John Mueller dari Google, mesin pencari akan menjadikan elemen heading sebagai acuan untuk lebih memahami apa tema utama dari suatu konten.
Umumnya, dalam sebuah laman website, terdapat 6 elemen heading yang bisa digunakan yaitu H1, H2, H3, H4, H5, dan H6. Elemen H1 umumnya menandakan bagian teks yang paling penting seperti tema utama dari sebuah konten. Sementara itu, H6 digunakan untuk memberikan informasi tambahan. Namun, penggunaan elemen heading harus berurutan dan tidak boleh melompati elemen heading sesudahnya, yakni mulai dari H1, H2 hingga nantinya H6.
Dalam artikel ini, akan lebih fokus dibahas tentang apa itu H1. Hal ini lantaran H1 memiliki fungsi yang paling utama dibandingkan elemen heading lainnya.
H1 merupakan elemen heading paling penting dalam sebuah halaman website. H1 umumnya hanya digunakan satu kali dalam sebuah halaman website, yaitu sebagai judul utama. Jadi jika Anda ingin membuat sebuah konten website yang berkualitas, sangat tidak disarankan untuk menempatkan dua elemen H1. Anda dapat menemukan H1 pada bagian paling atas dari sebuah konten. Sementara elemen lainnya seperti H2 hingga H6 dapat gunakan lebih dari satu kali sesuai dengan tingkat kedalaman dalam konten yang kita buat.
H1 juga memiliki hubungan yang erat dengan mesin pencari. Misalnya, salah satu cara kerja Google adalah menggunakan Googlebot untuk melakukan proses crawling dan indexing untuk mengetahui tentang topik utama dari sebuah halaman website. Dengan menggunakan H1, Anda dapat memberikan informasi kepada mesin pencari Google tentang topik utama dari halaman Anda dan apa yang termuat di dalamanya. Hal ini sangat penting untuk memaksimalkan SEO dalam sebuah konten.
Setelah mengetahui apa itu H1, berikut dua cara yang bisa Anda lakukan bila ingin melihat H1 di halaman website:
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah melihat H1 melalui Page Source. Caranya, masuk ke halaman website, kemudian klik kanan dan klik “view page source”. Lalu tekan Control (CTRL) + F dan ketik “H1”. Selain mengetik H1, Anda juga bisa mengetik elemen lain seperti “H2″ hingga “H6” atau elemen lain yang ingin Anda temukan.
Apabila cara di atas terlalu memusingkan, alternatif lainnya untuk melihat H1 adalah dengan memanfaatkan chrome extension. Dua extension yang direkomendasikan yaitu SEO META in 1 CLICK dan SEO Minion.
Ketika sudah di install, Anda tinggal mengklik salah satu extension tersebut, lalu informasi tentang H1 akan terlihat.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, H1 dalam sebuah konten harus dirumuskan dengan baik karena akan membantu Google untuk memahami sebuah konten. Agar konten Anda bisa melakukan SEO secara maksimal, berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti untuk membuat H1 yang baik.
Secara teknis membuat lebih dari satu H1 memang mungkin untuk dilakukan, namun sebaiknya tidak dilakukan. Mesin pencari justru akan kebingungan, dari beberapa H1, mana yang sebenarnya merepresentasikan topik utama? Oleh karena itu gunakanlah satu H1 agar mesin pencari dan pembaca dapat memahami konten dengan mudah.
Peran utama dari H1 adalah untuk menyampaikan informasi kepada pengguna internet dan mesin pencari mengenai isi konten Anda. Karena itu, H1 yang dibuat harus merepresentasikan topik utama dari keseluruhan konten. Jangan sampai H1 yang Anda buat menyebutkan tentang topik A namun isi kontennya justru membahas tentang topik yang B.
Akhirnya, H1 dan isi konten yang tidak sinkron akan mempersulit mesin pencari dan pembaca dalam memahami konten yang kita sajikan.
Search intent merupakan gambaran mengenai alasan seorang pengguna internet yang ingin mencari jawaban tertentu di mesin pencari. Dengan memahami search intent SEO, maka akan semakin baik kualitas konten yang Anda buat.
Setelah memahami search intent, melakukan keyword research dengan benar, dan memastikan tidak ada kanibalisasi kata kunci, Anda dapat menentukan target keyword yang akan digunakan dan kemudian menempatkannya pada H1. Namun Anda harus berhati-hati, jangan sampai memasukkan terlalu banyak target keyword atau melakukan keyword stuffing. Hal ini dikarenakan keyword stuffing berbahaya untuk SEO dan harus dihindari.
Dengan ini pengguna internet akan dimudahkan untuk menemukan konten yang sesuai dengan search intent yang mereka cari. Karena ada daya tarik solusi pada H1, diharapkan akan membantu menaikkan click through rate dan peringkat konten yang di mesin pencari.
Memang tidak ada batasan teknis terkait limit karakter H1. Namun secara umum, praktisi SEO menyarankan para pembuat konten untuk menyesuaikan limit karakter H1 dengan jumlah optimal karakter pixel di SERP (600 pixels) atau sekitar 50-60 karakter.
H1 yang dibuat terlalu pendek dinilai tidak memberikan informasi yang cukup bagi para pengguna internet. Gambaran yang sempurna mengenai konten Anda tidak akan didapatkan sehingga mereka enggan membacanya lebih lanjut.
Sedangkan, jika H1 lebih panjang dari 60 karakter maka akan terpotong tampilannya di SERP dan membuat penyampaian judul konten bagi pencari informasi akan menjadi kurang optimal.
Demikianlah artikel mengenai apa itu H1 dan seluk beluknya. Manfaatkan informasi ini dengan baik untuk membantu mendapatkan peringkat yang baik di Google. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar